Mendapatkan pertanyaan kapan menikah, sedangkan diri sendiri belum tahu jawabannya, nampaknya menjadi hal yang sangat menyedihkan. Namun ternyata, ada yang lebih menyedihkan, yaitu ketika kita gagal mengenali jati diri kita yang sesungguhnya.
Menikah bukan hanya sekedar mengganti status di KTP, bukan sekedar perayaan dan resepsi yang terbayang indah dan megah, bukan pula sekedar alasan agar bisa pacaran halal. Lebih dari itu, menikah merupakan sebuah keputusan yang timbul dari diri kita sendiri, hasil dari kesiapan dan komitmen untuk mengambil tangung jawab yang akan ditanggung seumur hidup bersama pasangan. Menikah merupakan ibadah terlama dari seorang manusia, oleh karenanya diperlukan kesiapan dan persiapan yang baik untuk menjalankannya. Setelah menikah, hamil dan memiliki anak merupakan hal yang tidak dapat terhindarkan, oleh sebab itu menikah bukan hanya mempersiapkan diri menjadi sepasang suami dan istri, namun juga sekaligus bersiap untuk menjalankan peran baru sebagai “Ayah dan Ibu”.
Sobat Bangga Kencana, siap menikah bukan berarti kita dituntut untuk menjadi pribadi yang sempurna, namun siap menikah artinya kita harus siap untuk terus belajar dan bekerjasama, serta siap dengan tugas dan peran baru dalam berumah tangga. Persiapan sebelum menikah menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai keluarga berkualitas. Namun langkah pertama yang harus dipersiapkan adalah mengenali jati diri kita terlebih dahulu. Setelah menikah nanti, seseorang harus bisa menyesuaikan diri tidak hanya dengan pasangan, namun juga dengan keluarga pasangan serta lingkungan yang baru. Bagaimana mungkin kita dapat memahami orang lain, sedangkan kita sendiri tidak paham dengan diri kita sendiri? Cobalah memahami diri kita sendiri terlebih dahulu, dimulai dengan memahami hakikat diri, konsep diri, tujuan diri, hingga kita paham apa yang sebenarnya kita kehendaki.
Selain memahami diri sendiri, setidaknya terdapat 10 aspek persiapan yang harus diperhatikan dalam perencanaan kehidupan berkeluarga, yang dirangkum dalam “10 Dimensi Kesiapan Berkeluarga”, apa saja?

Pertama, Kesiapan Usia. Kesiapan usia dapat diartikan sebagai kesiapan umur untuk menikah, yaitu minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Pentingnya kesiapan usia berkaitan dengan kematangan pola pikir dalam menjalankan kehidupan berkeluarga.
Kesiapan Fisik diartikan sebagai kesiapan biologis untuk bereproduksi, kemampuan pengasuhan anak, serta kemampuan diri untuk melakukan berbagai tanggung jawab pekerjaan rumah tangga.
Kesiapan Mental yaitu kemampuan individu dalam mempersiapkan segala kemungkinan yang dapat terjadi, siap mengantisipasi risiko yang ada, serta menyeimbangkan antara harapan dan kenyataan.
Kesiapan Finansial dapat diartikan sebagai kemandirian keuangan sehingga tidak merepotkan orang lain (terutama orang tua dan keluarga besar). Kesiapan finansial bukan berarti harus memiliki pekerjaan tetap, namun diartikan harus tetap bekerja, bertanggung jawab, dapat mengelola keuangan dan sumberdaya keluarga, serta diusahakan memiliki tabungan keluarga.
Kesiapan Moral adalah kemampuan memahami nilai-nilai kehidupan yang baik seperti komitmen, kepatuhan, kesabaran, dan mudah memaafkan.
Kesiapan Emosional diartikan sebagai kemampuan individu yang dapat mengontrol emosinya dengan baik (tanpa kekerasan), serta dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik kepada orang-orang disekitarnya.
Kesiapan Sosial, dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan sosialisasi dan penyesuaian terhadap lingkungan sekitar. Menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan luas dapat memberikan manfaat positif untuk diri dan keluarga.
Kesiapan Interpersonal erat kaitannya dengan kemampuan saling mendengarkan, saling memahami, saling berdiskusi membahas permasalahan dengan pasangan, dan menghargai apabila terdapat perbedaan pendapat.
Keterampilan Hidup adalah kemampuan individu dalam melakukan berbagai kapasitas kecakapan hidup untuk memenuhi peran di dalam keluarga seperti, memasak, menjaga kebersihan rumah tangga, merawat dan mengasuh anak, melayani suami, dan sebagainya.
Kesiapan Intelektual adalah kesiapan dan kemampuan individu untuk terus belajar, mau berfikir dan berdiskusi, menganalisis informasi dan memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah baru (problem solving).
Nah Sobat, untuk memudahkan pengukuran kesiapan individu dalam berumah tangga, BKKBN kini meluncurkan sebuah website SIAP NIKAH
(https://siapnikah.org) yang dapat diakses untuk membantu mengetahui seberapa siap seseorang untuk menikah. Indikator penilaian yang digunakan didasarkan pada 10 Dimensi Kesiapan Berkeluarga, kemudian dikemas dalam kuesioner ringkas. Setelah menyelesaikan seluruh kuesioner, maka akan ditampilkan skor yang menggambarkan seberapa siap anda menikah. Apabila skor anda dibawah 80, kemungkinan besar anda belum siap menikah. Uniknya, web ini akan menampilkan
feedback berupa saran atas jawaban yang dirasa menggambarkan ketidaksiapan anda dalam menikah. Selain dapat mengukur kesiapan menikah, website SIAP NIKAH juga menyajikan banyak artikel menarik terkait siap nikah, siap finansial, siap parenting, dan juga tanya jawab yang seru untuk disimak. Sudah mencoba? Yuk mampir!
Belum ada Komentar untuk "Mengenal 10 Dimensi Kesiapan Berkeluarga, Sekaligus Cek Kesiapan Nikah-mu Yuk!"
Posting Komentar