Stunting Bisa Dicegah? Yuk Kenali Cara Pencegahan Stunting
Rapat kabinet pada tanggal 25 Januari 2021 terkait pelaksanaan percepatan penurunan stunting terdapat 24 instansi yang mengatasi permasalahan stunting dengan BKKBN sebagai ketua, adanya dukungan dari kementrian atau lembaga terkait untuk meningkatkan peran dan memfokuskan anggaran program penurunan stunting utamanya kementrian yang memiliki perpanjangan tangan langsung ke bawah, dukungan pemerintah daerah provinsi dan kab/kota dalam penanganan stunting secara terintegrasi serta pendampingan keluarga berisiko stunting.
Malnutrisi merupakan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi untuk menjamin pertumbuhan yang optimal. Terdapat tiga jenis masalah gizi, antara lain :
1. Wasting; gizi kurang/gizi buruk
2. Stunting; pendek menurut umur, kekurangan zat gizi mikro
3. Kegemukan
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek dari usianya. (Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, namun baru tampak setelah anak usia dua tahun. Penyebab utama kasus stunting antara lain :
1. Praktek pengasuhan yang tidak baik
2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan pemeriksaan selama kehamilan, dan setelah persalinan serta pembelajaran dini yang berkualitas
3. Kurangnya akses makanan bergizi
4. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
Berdasarkan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (susenas) dan Study Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 prevalensi kasus stunting di Provinsi Jawa Tengah sebesar 27,68%. Target nasional penurunan prevalensi stunting pada RPJMN 2020-2024 diharapkan menjadi 14% di tahun 2024. Pasangan usia subur yang berisiko tinggi melahirkan anak stunting antara lain :
1. Keluarga miskin
2. Tidak berkontrasepi dan anak lebih dari dua
3. Tidak berkontrasepsi dan usia anak kurang dari dua tahun
4. Riwayat memiliki anak stunting
5. Istri memiliki riwayat penyakit tertentu yang mempengaruhi kualitas kehamilan (jantung, diabetes, hipertiroyd)
6. Usia istri < 20 tahun atau > 35 tahun
7. Anak baduta dengan riwayat penyakit tertentu
8. Lingkungan kumuh
9. Tidak memiliki jamban sehat
10. Tidak ada akses air bersih
Strategi percepatan penurunan angka stunting di Jawa Tengah menurut arahan dari Gubernur Jawa Tengah antara lain :
1. Ibu hamil di suatu wilayah didampingi oleh tim PKK, Penyuluh KB, kader, bidan desa dan mahasiswa dari rumpun kesehatan yang berada di wilayah tersebut.
2. Pemeriksaan bagi calon pengantin tiga bulan sebelum menikah terkait pemahaman kesehatan reproduksi dan stunting bagi calon pengantin dari BKKBN (penyuluh KB setempat) dan materi terkait kursus calon pengantin dari kementrian agama (KUA setempat).
3. Penggunaan alat dan obat kontrasepsi pasca persalinan, terutama alokon MKJP
4. Program pengasuhan baduta sesuai dengan usia
5. Program khusus kabupaten tertinggi stunting
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan stunting antara lain :
1. Pola Asuh
a. Pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
b. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
c. Melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun dan Makanan Pendamping ASI di usia 6 bulan
d. Layanan kesehatan (posyandu dan imunisasi) yang baik
e. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan dan gizi
2. Pola Makan
Memberikan makanan sesuai dengan konsep isi piringku yang terdiri dari makanan pokok sebagai sumber karbohidrat, sayur-sayuran sebagai sumber vitamin dan serat, lauk pauk sebagai sumber protein dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan serat
3. Akses Air Bersih dan Sanitasi
Membiasakan diri untuk memiliki perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memiliki jamban keluarga dan mudah untuk mendapatkan akses air bersih
Adapun tantangan dalam upaya intervensi penurunan stunting adalah :
1. Pendidikan Gizi
Melaksanakan pendidi kan gizi berbasis peru bahan perilaku (Beha vioral Change Communication)
2. Program Berbasis Masyarakat
Berfungsinya program gizi berbasis masyarakat
3. Monitoring yang efektif
Efektifnya monitoring sosial
4. Berbasis hasil
Menerapkan pendekatan berbasis hasil
5. Multi sektoral
Pendekatan multi-sektoral yang efektif
6. Integrasi
Integrasi kegiatan intervensi sensitif terhadap perbaikan gizi
7. Komitmen dan Dukungan
Komitmen dan dukungan berkelanjutan dari pimpinan tertinggi untuk memprioritaskan pembangunan gizi
Belum ada Komentar untuk "Stunting Bisa Dicegah? Yuk Kenali Cara Pencegahan Stunting"
Posting Komentar