“STARTEGI PENYIAPAN PRA-KONSEPSI PADA CALON PENGANTIN (CATIN) UNTUK MENCEGAH STUNTING”
Kejadian balita pendek (stunting) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia saat ini. Menurut Pemantauan Status Gizi (PSG Tahun 2018) selama tiga tahun terakhir (2015-2017), balita pendek memiliki prevaensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. (Pusdatin Kemenkes, 2018). Berdasarkan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting pada balita Indonesia menurun dari 30,8 pada tahun 2018 menjadi 27,7% pada tahun 2019 (Sekretariat Wakil Presiden RI, 2021). Akan tetapi jumlah harus tetap terus diturunkan, mengingat sumber daya paling berharga bagi suatu negara adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Di tengah upaya untuk mengtasi pandemi Covid-19 yang
melanda sejak awal tahun 2020, pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk
mengatasi permasalahan stunting di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari
krusialnya dampak stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK), yang di samping berisiko menghambat pertumbuhan fisik
dan kerentanan terhadap penyakit, juga menghambat perkembangan kognitif yang
akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan (BPS,
2021).
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) sering disebut
periode emas (golden
period) didasarkan pada kenyataan
bahwa pada masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi
proses tumbuh kembang yang
sangat cepat dan
tidak terjadi pada kelompok usia lain
(WHO, 2014). Stunting
muncul sebagai risiko
malnutrisi jangka panjang diawali
dari masa prakonsepsi hingga 1000 HPK. Akan tetapi,
status gizi masa pranikah atau masa prakonsepsi saat ini sering kali terlupakan. Alternatif untuk memperhatikan gizi
prakonsepsi merupakan suatu strategi untuk
mempersiapkan status gizi calon
ibu sehingga tercapainya keluarga yang sehat dan keturunan yang berkualitas.
Untuk menghandari malnutrisi pada wanita usia subur memerlukan perencanaan
serta strategi penanganan yang tepat untuk mempersiapkan keturunan yang
berkualitas (Gardiner et al., 2008).
Calon
pengantin (catin) merupakan
salah satu kelompok sasaran
yang masih jarang disentuh khususnya
peningkatan pengetahuan dan sikap
terkait 1000 HPK,
yang berkontribusi penting dalam
program percepatan
pencegahan stunting. Padahal pencegahan stunting sedianya bahkan harus dimulai sejak
masa prakonsepsi. Menurut Proctor (2006) dalam Simanjuntak dan Wahyudi (2021),
pengetahuan gizi prakonsepsi
merupakan faktor penting dalam mempersiapkan
kehamilan. Pengetahuan gizi prakonsepsi
berperan penting dalam menyiapkan kehamilan yang sehat. Penelitian tentang gizi telah menunjukkan adanya hubungan yang
positif antara pengetahuan
dan status gizi prakonsepsi dengan
kondisi kehamilan dan kesehatan bayi yang dilahirkan (De Weerd et al., 2003 dalam Simanjuntak dan Wahyudi, 2021). Wanita prakonsepsi yang memiliki pengetahuan
kurang memiliki peluang
lebih besar untuk mengalami KEK pada
masa kehamilan (Proctor, 2006 dalam Simanjuntak dan Wahyudi, 2021).
Masa prakonsepsi merupakan periode kritis dalam
mencapai hidup yang sehat, terutama bagi pasangan yang akan membangun rumah
tangga. Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti
sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dan sel sperma sehingga terjadi
pembuahan. Secara harfiah prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya
pembuahan yaitu pertemuan sel sperma dengan ovum. Periode prakonsepsi memiliki
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi
idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu 100 hari
sebelum konsepsi. Status gizi dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan pada
masa prakonsepsi merupakan penentu bagi kondisi bayi yang akan dilahirkan.
Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur
(WUS) yang sudah siap menjadi seorang ibu. Pada masa prakonsepsi kebutuhan gizi
pada WUS tentunya berbeda dengan kelompok remaja, anak-anak maupun lansia.
Prasyarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi
normal dan sehat (Susilowati, dkk 2016).
Masa prakonsepsi merupakan waktu
yang ideal untuk mengoptimalkan kesehatan calon ibu. Kesehatan
prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan selama masa
reproduksi yang berguna untuk mengurangi risiko dan mengaplikasikan gaya hidup
sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat dan meningkatkan kemungkinan memiliki
bayi yang sehat (Yulizawati, dkk. 2016). Dalam rangka pencegahan stunting khususnya
intervensi sensitif gizi sangat perlu mengubah perilaku catin. Perubahan
perilaku menjadi perilaku sehat diawali peningkatan pengetahuan catin tentang
makanan sehat dan bergizi pada seluruh daur kehidupan, dimulai dari sebelum
kehamilan (Sun, 2008; Maycock etal., 2013). Beberapa strategi penyiapan masa
prakonsepsi yang dapat dilaksanakan antara lain :
a. Idealnya pasangan suami
istri perlu menyiapkan diri, setidak-tidaknya tiga atau enam bulan sebelum
konsepsi, dengan cara mengontrol pola makan dan gaya hidup yang sehat, usahakan
untuk makan-makanan yang bergizi yang dibutuhkan janin untuk tumbuh dan
berkembang. Selain itu perhatikan fungsi tubuh dan sadari akibat yang timbul
akibat sering mengkonsumsi pil dan stress berkepanjangan. Persiapan yang baik
akan menghasilkan kehamilan yang sehat dan dengan mengikuti pola hidup sehat
maka kehamilan akan berjalan dengan baik dan dapat menghindari timbulnya
depresi setelah kelahiran ataupun kesulitan menyusui (Wendy, 2007).
b. Perencanaan kehamilan
merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap pasangan suami istri, baik
itu secara psikologi/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh
diabaikan (Kurniasih, 2010). Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan
berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan
diinginkan dan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka
kematian maternal.
c. Menjaga jarak kehamilan
tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga
memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).
f. Upaya peningkatan
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan gizi (Supariasa,
2014). Misalnya : Edukasi 1000-HPK, ASI Eksklusif, MP ASI kepada calon
pengantin baik pria maupun wanita dengan menggunakan buku saku. Edukasi khusus
untuk calon ayah untuk menambah pengetahuan sehingga mengurangi kecemasan serta
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah terkait kesehatan bayi dan ibunya.
g. Pemeriksaan
kesehatan bagi calon pengantin untuk mengetahui risiko stunting bagi bagi pria
maupun wanita, seperti pemeriksaan Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Indeks Massa
Tubuh (IMT), dan Anemia, catin juga dapat meminta pemeriksaan kesehatan
lanjutan seperti pengecekan TORCH (toksoplasma, rubela, citomegalovirus, herpes
simplex) (BKKBN, 2021)
h. Penggunaan Aplikasi
ELSIMIL BKKBN untuk deteksi dini risiko stunting, yaitu dengan cara memasukkan hasil
pemeriksaan kesehatan ke dalam aplikasi kemudian muncul perkiraan risiko pada
catin. Hijau berarti ideal dan siap hamil, sedangkan merah berisiko. Untuk
catin yang masih berisiko dihimbau untuk memperbaiki kondisi kesehatan terlebih
dahulu sebelum hamil. Sedangkan untuk indikator hijau berarti PUS siap hamil
(BKKBN, 2021).
i. Edukasi penundaan
kehamilan untuk calon ibu yang masih berisiko (penggunaan KB). Catin perlu
memahami cara merencanakan kehamilan yang ideal atau kehamilan yang
dipersiapkan dan direncanakan dengan baik. Apabila Catin berkeinginan untuk
menunda kehamilan, penting untuk Catin memahami berbagai pilihan metode
kontrasepsi yang dapat catin pakai untuk merencanakan kehamilan (BKKBN, 2021).
Sumber :
1) Wendy,
R. (2007). Perawatan kehamilan cetakan keenam. Jakarta: PT. Dian Rakyat
2)
Kurniasih, dkk. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang.
Penerbit Buku Gramedia, Jakarta
3) Mirza.
(2008). Buku Pegangan Ibu Panduan Lengkap Kehamilan. Yogyakarta.
4) Walfisch
dan Koren. (2011). Preconception Counseling:Rational, Practice And Challenges.
Diakses dari
http://europepmc.org/abstract/MED/21926950
5) Supariasa,
dkk. (2002). Penilaian Status Gizi.Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.
6) Yulizawati,
lusiana Elsinta Bustami,Ayu Nurdiyan, Detty Iryani, Aldina Ayunda. (2016).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Education Mengenai
Skrining Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Di Wilayah Kabupaten Agam.Vol 1, No 2.
7) Sun, Y. C. (2008). Health concern, food choice
motives, and attitudes toward healthy
eating: The
mediating role of food choice
motives. Appetite, 51(1), 42–49. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.appet.2007.11.004
8) Maycock,
B.,et al. (2013).
Education and support for fathers
improves breastfeeding ates: A randomized controlled trial. Journal of
Human Lactation, 29(4), 484–490. https://doi.org/https://doi.org/10.1177/0890334413484387
9) Pusdatin
Kemenkes, 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia.
Buletin. Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Dapat diakses di : https://pusdatin.kemkes.go.id
10) BKKBN, 2021. Pendampingan Keluarga Bagi Calon Pengantin (Catin). Jakarta : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan.
11) BKKBN, 2021. Buku Pintar Stunting : Panduan Petugas Lini Lapangan BKKBN. Jakarta : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan.
12) Gardiner, P. (2008). The clinical content of preconception care: nutrition and dietary Supplements. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 199 (6), S345-S356. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ajog.2008.10.049
13) Sekretariat Wakil Presiden RI, 2021. Laporan Capaian Pelaksanaan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2020. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan. Dapat diakses di https://stunting.go.id
14) BPS, 2021. Laporan Indeks Khusus Penanganan Stunting 2019-2020. Jakarta : Badan Pusat Statistik. Dapat diakses di : https://www.bps.go.id
Belum ada Komentar untuk "“STARTEGI PENYIAPAN PRA-KONSEPSI PADA CALON PENGANTIN (CATIN) UNTUK MENCEGAH STUNTING”"
Posting Komentar